Mark Natama, penyanyi dan penulis lagu muda yang dikenal lewat vokal kuat dan karya puitisnya, kembali hadir dengan EP terbaru bertajuk “Bachelor of Romance”. Lewat enam trek yang jujur dan penuh emosi, Mark menghadirkan catatan perjalanan cinta yang dikemas layaknya semester panjang penuh ujian, pengulangan, harapan, dan akhirnya—pertumbuhan.
“Bachelor of Romance”, jika diterjemahkan secara harfiah berarti “Sarjana Romansa”, bukan sekadar judul menarik, tapi sebuah konsep besar yang dibawa Mark sebagai simbolisasi proses belajarnya soal cinta. Di dalamnya, ia menyentuh berbagai bentuk hubungan: mulai dari cinta kepada pasangan, sahabat, keluarga, hingga cinta pada diri sendiri. Semua dibungkus dalam narasi yang sangat personal dan relatable.
“Meski banyak gagalnya, semua itu jadi pelajaran. Buat aku, cinta itu luas. Bukan cuma ke pasangan, tapi juga ke teman, keluarga, dan orang-orang yang selalu hadir dan bantuin aku. Aku menulis semua lagu di EP ini sejujur-jujurnya,” ujar Mark.
Lagu-lagu dalam EP ini ditulis oleh Mark Natama sendiri, dengan kolaborasi dari sejumlah nama yang telah malang melintang di skena musik Indonesia, termasuk Beraldy Dean, Racka Fandiana, dan Rendy Pandugo. Kehadiran para kolaborator ini bukan hanya memperkaya musikalitas, tapi juga membuka ruang eksplorasi baru bagi Mark dalam menyampaikan pesan yang lebih dalam dan matang.
Dua Kutub Emosi: Antara Melepaskan dan Memulai
Single utama dari EP ini, “lupa”, menjadi pembuka yang kuat dan emosional. Lagu ini menghadirkan nuansa R&B dengan beat yang lembut namun menghantam, menceritakan tentang upaya yang sia-sia untuk mempertahankan seseorang yang sebenarnya tidak mencintai kita kembali. Mark menggambarkan perasaan terjebak dalam kenangan dan luka yang sulit disembuhkan. Ini adalah lagu untuk mereka yang pernah berjuang keras tapi akhirnya harus belajar melepaskan.
Di sisi lain, ada “would u be mine?”, lagu kolaborasi dengan Rendy Pandugo, yang menandai sisi lain dari perjalanan cinta Mark. Lewat aransemen pop-R&B yang hangat dan sentuhan lirik berbahasa Inggris, lagu ini menawarkan rasa hangat dan optimisme. Lagu ini seolah menjadi undangan lembut untuk memulai babak baru, walau masih ada sisa luka dari masa lalu. Dua lagu ini berdiri sebagai representasi dua kutub emosi yang menjadi benang merah EP ini: antara sulitnya melepaskan dan keberanian untuk membuka diri kembali.
Romansa sebagai Proses Tumbuh
Setiap lagu dalam “Bachelor of Romance” ditulis dengan nuansa yang sangat personal. Namun justru dari kejujuran itulah, pendengar bisa menemukan resonansi yang luas. Mark tidak mengglorifikasi cinta. Ia menyajikannya sebagai perjalanan yang realistis: tidak selalu indah, tapi justru karena itu bermakna. Ia mengajak pendengar untuk menerima bahwa cinta, seperti hidup, penuh keraguan dan ragu-ragu, tapi itu bukan alasan untuk berhenti mencoba.
“Aku pengin menunjukkan sisi rapuh yang selama ini jarang aku tunjukin. Semoga EP ini bisa jadi napas segar dan buktiin kalau laki-laki juga punya ruang untuk bisa vulnerable,” ungkapnya.
EP ini bukan hanya catatan musikal Mark sebagai penyanyi, tapi juga sebagai manusia yang terus belajar memahami dirinya dan orang lain. Dari mempertanyakan makna cinta, mengalami patah hati, sampai menemukan harapan untuk memulai lagi, semuanya dirangkum dengan elegan dalam perjalanan musik berdurasi kurang lebih 20 menit ini.
Fase Baru: Musik & Kehidupan
Menariknya, bersamaan dengan perilisan EP ini, Mark Natama juga mengumumkan bahwa ia akan melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Keputusan ini tak hanya menjadi babak baru dalam hidup pribadinya, tapi juga menjadi bagian dari eksplorasi kreatifnya ke depan. Ia menyampaikan komitmennya untuk terus berkembang sebagai musisi dan individu, membawa pelajaran-pelajaran cinta dan hidup ke panggung yang lebih luas.
Lewat “Bachelor of Romance”, Mark menyampaikan bahwa cinta itu layaknya proses pendidikan: ada fase belajar, gagal, remedial, sampai akhirnya lulus—sebagai versi terbaik dari diri sendiri. EP ini mengingatkan kita bahwa cinta punya kurikulumnya sendiri, dan setiap orang punya waktunya masing-masing untuk lulus.